Senin, 11 November 2019

Audit IT pada Domain EDM, APO, BAI, DSS, dan MEA



Audit IT pada domain EDM (Evaluate, Direct, and Monitor)
Proses tata kelola EDM berurusan dengan tujuan stakeholder dalam melakukan penilaian, optimasi risiko dan sumber daya, mencakup praktek dan kegiatan yang bertujuan untuk mengevaluasi pilihan strategis, memberikan arahan kepada IT dan pemantauan hasilnya.



Audit IT pada domain APO (Align, Plan, and Organise)

Proses manajemen APO memberikan arah untuk penyampaian solusi (BAI) dan penyediaan layanan dan dukungan (DSS). Domain ini mencakup strategi dan taktik, dan identifikasi cara terbaik agar IT dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan bisnis.



Audit IT pada domain BAI (Build, Acquire, and Implement)

Proses manajemen BAI memberikan solusi dan mengimplementasikannya sehingga berubah menjadi layanan. Untuk mewujudkan strategi IT, solusi IT perlu diidentifikas ikan, dikembangkan, serta diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis. Perubahan dan pemeliharaan sistem yang ada juga tercakup dalam domain ini, untuk memastikan bahwa solusi dapat memenuhi tujuan bisnis.



Audit IT pada domain DSS (Deliver, Service, and Support)

Proses manajemen DSS menyampaikan solusi yang dapat digunakan bagi pengguna akhir. Domain ini berkaitan dengan penyampaian dan dukungan layanan aktual yang dibutuhkan, yang meliputi pelayanan serta pengelolaan keamanan dan keberlangsungan dukungan layanan bagi pengguna, dan manajemen data dan fasilitas operasional.



Audit IT pada domain MEA (Monitor, Evaluate, Assess)

Proses manajemen MEA memonitor semua proses untuk memastikan bahwa pengarahan yang disediakan domain yang sebelumnya diikuti. Semua proses IT perlu dinilai secara teratur dari waktu ke waktu untuk mengontrol kualitas dan kepatuhannya. Domain ini merujuk pada manajemen kinerja, pemantauan pengendalian internal, kepatuhan terhadap peraturan dan tata kelola.


Sumber :



Langkah-Langkah pada Auditing IT Governance



Ada beberapa teknik audit untuk melakukan audit pada Teknologi Informasi. Auditor dapat menggunakan tiga kategori berikut dalam menguji pengendalian, yaitu :

Teknik audit berbantuan computer (Computer Assisted Audit Techniques/CAAT) yang terdiri atas Auditing Around the Computer, dimana dengan teknik ini auditor menguji reliability dari computer generated information dengan terlebih dahulu menghitung hasil yang diinginkan dari transaksi yang dimasukkan dalam system, dan kemudian membandingkan hasil perhitungan dengan hasil proses atau output. Jika terbukti akurat dan valid, maka diasumsikan bahwa system pengendalian berfungsi seperti yang seharusnya. Kondisi ini cocok jika system aplikasi otomasi sederhana dan ringkas. Pendekatan ini masih relevan dipakai di perusahaan yang menggunakan software akuntansi yang bervariasi dan melakukan proses secara periodic.
Auditing With the Computer adalah auditing dengan pendekatan computer, menggunakan teknik yang bervariasi yang biasa juga disebut Computer Assisted Audit Technique (CAAT). Penggunaan CAAT telah meningkatkan secara dramatis kapabilitas dan efektifitas auditor, dalam melakukan susbstantif test. Salah satu CAAT yang lazim dipakai adalah general audit software (GAS). GAS sering dipakai untuk melakukan substantive test dan digunakan test of control yang terbatas. Sebagai contoh GAS sering dipakai untuk mengetes fungsi algoritma yang komplek dalam program computer. Tetapi ini memerlukan pengalaman yang luas dalam penggunaan software ini.
Audit Through the Computer yang merupakan teknik focus pada testing tahapan pemrosesan computerised, logic program, edit routines dan program controls. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa jika program pemrosesan dikembangkan dengan baik, dan memenuhi edit routines dan programme check yang memadai, maka error dan kecurangan tidak akan mudah terjadi tanpa terdeteksi.

Sumber : 


Contoh Dari Aspek Pada IT Governance dan Risk Managament



Persoalan mulai muncul ketika produk-produk investasi berkembang demikian cepat dan mencari celah-celah regulasi sehingga produk-produk tersebut tidak berada dalam yurisdiksi otoritas-otoritas yang selama ini bertugas mengawasi perusahaan yang menjual produk investasi.  Contoh yang paling anyar adalah kasus investasi emas bodong.

Tahun lalu Malaysia dan Singapura dikejutkan dengan skandal besar investasi emas bodong.  The Gold Guarantee Malaysia (TGG-M)  dan Asia Pacific Bullion yang berbasis di Singapura dikejutkan dengan kaburnya pemimin perusahaan itu, Lee Song Teck.  Geneva Singapura juga melakukan hal yang sama, pemimpinnya, Leow Wee Khong, tidak diketahui keberadaanya. Bank Sentral Singapura memasukkan tiga perusahaan itu dalam Daftar Waspada Investasi Perusahaan Tidak Berijin.

Bank Sentral Malaysia melakukan hal yang sama untuk Geneva Malaysia, Pageantry Gold, Caesar Gold, Worldwide Far East dan Bestino.  Sebagai taktik pemasarannya, salah satu perusahaan itu malah mengaku model penjualan emasnya telah disetujui oleh Bank Sentral, sesuai dengan prinsip syariah dan mempunyai Dewan Pengawas Syariah, bahkan menampilkan foto mantan Perdana Menteri Malaysia untuk meyakinkan calon nasabahnya.  Tiga pemimpin Geneva, Marcus Yee Yuen Seng, Ng Poh Weng, Chin Wai Leong disangkakan telah melakukan praktek bank gelap, pencucian uang dan penghindaran pajak oleh Bank Sentral Malaysia.  Tiga orang ini juga menjadi pemimpin Geneva Singapura.

Perusahaan-perusahaan investasi emas bodong ini bersembunyi di celah regulasi yang belum mengatur penjualan produk investasi emas berkedok penjualan emas.  Mekanisme bisnis mereka adalah menjual emas dengan harga 20-25% diatas harga pasar.  Katakan saja harga pasar Rp 500 ribu puriah per gram, dijual Rp 600 ribu per gram.  Nasabah mendapat dua hal untuk kelebihan harga itu.  Pertama, nasabah dapat diskon harga 2,5% per bulan dari harga beli emas.  Kedua, pada akhir periode kontrak nasabah dapat jaminan pembelian kembali emas seharga harga belinya.

Selisih harga emas itulah yang menyebabkan perusahaan sejenis ini tidak dapat dikategorikan sebagai perusahaan penjual emas, tapi masuk dalam kategori perusahaan yang menjual produk investasi.  Selisih harga emas itulah yang berpotensi menjadi money game atau dikenal luas sebagai sistem ponzi.  Itu pula yang dijadikan alasan Bank Sentral Malaysia mengenakan sangkaan “penghimpunan dana masyarakat secara ilegal”.  Dalam prakteknya, bahkan sebagian besar transaksi tidak terjadi penyerahan fisik emas, atau hanya sebagian kecil emas yang diserahkan fisiknya, atau terjadi selisih waktu antara penyerahan uang dengan penyerahan fisik emas.

Model bisnis yang persis sama kemudian ditawarkan di Indonesia. Salah satu perusahaan bahkan menggunakan taktik pemasaran yang persis sama.  Dengan menyalah-gunakan rekomendasi Dewan Syariah Nasional MUI yang seharusnya digunakan untuk mengurus kelengkapan ijin legalitas dari otoritas yang berwenang, namun digunakan untuk kepentingan pemasaran mengelabui calon nasabah.  Juga menampilkan foto Ketua DPR dan Ketua MUI untuk tujuan yang sama.  Setelah itu, giliran Indonesia dikejutkan dengan skandal yang sama, kaburnya pemilik PT GTIS warga negara Malaysia, Michael Han Cun Ong, Edward C.H. Ho, sedangkan Dato Zahari Sulaiman sebagai komisarisnya.

Kesadaran otoritas keuangan akan adanya celah regulasi ini, terlihat dari munculnya berbagai regulasi di beberapa negara tentang investasi emas.  Cina bahkan sejak tahun 1949 melarang penjualan produk investasi emas oleh swasta, baru sejak tahun 2002 diijinkan bertahap dengan aturan yang ketat.  Amerika Serikat juga telah melarang semua produk investasi emas dalam bentuk produk derivatif emas dan perak kepada investor ritel.  Bank Sentral India juga membuat regulasi tentang hal yang sama.  Otoritas Malaysia dan Singapura memasukkannya kedalam yurisdiksi mereka sebagai kegiatan shadow banking.

Itu sebabnya ketika GTIS meminta rekomendasi DSN MUI untuk kelengkapan dokumen mengurus legalitas ijin, DSN MUI memberikan sederet ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi.  Diantara yang terpenting adalah harusnya adanya penyerahan uang dan fisik emas secara tunai pada saat yang bersamaan. Memahami adanya perbedaan harga pembelian emas dengan harga pasar, yang memasukkan perusahaan ini sebagai perusahaan yang menjual produk investasi, DSN MUI mengarahkan perusahaan ini mengurus legalitas ijinnya ke Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).  OJK tidak menjadi pilihan karena yurisdiksinya tidak mencakup produk investasi berbasis komoditi.

Ada dua alasan DSN MUI mengarahkannya ke Bappebti.  Pertama, UU No.10 tahun 2011 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi telah mengakomodir produk syariah.  Kedua, DSN MUI telah bekerjasama dengan Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) untuk produk syariah berdasarkan Fatwa DSN No. 82 tahun 2011.  Hal ini sangat penting karena model bisnis seperti yang ditawarkan GTIS ini memang belum dikenal dalam yurisdiksi Bappebti, BBJ, dan berbeda dengan yang digariskan dalam Fatwa No. 82.

GTIS bermain di celah regulasi yang ada.  Tidak masuk yurisdiksi Bank Indonesia, OJK, maupun Bappebti.  Yurisdiksi penjualan fisik emas juga tidak karena adanya perbedaan harga beli emas dengan harga pasar, ada diskon bulanan, ada kontrak, ada buy back guarantee.  DSN MUI jelas bukan otoritas yang memiliki yurisdiksi.  DSN MUI diberi wewenang oleh UU Perseroan Terbatas untuk memberikan rekomendasi syariah yang diperlukan dalam mengurus ijin usaha bagi perusahaan yang akan menawarkan produk berbasis syariah.

Bank Indonesia sebagai otoritas yang mengatur micro-prudential khususnya bidang perbankan, memang tidak memiliki wewenang untuk mengatur perusahaan non-bank seperti GTIS.  Namun bila GTIS melakukan kegiatan shadow banking tentu masuk dalam ranah BI.  Sebagai otoritas macro-prudential yang mencakup otoritas moneter dan sistem pembayaran, jelas berkepentingan dengan cadangan emas dan cadangan devisa, dan tentunya perdagangan emas dan valas.

Sumber :
http://karimconsulting.com/investasi-bodong/


Aspek-Aspek Pada IT Governance dan Risk Management



Aspek - aspek pada Risk Management:

1.  Tataran Korporasi
Aspek ini  terdiri atas tiga hal : 
Pertama, kecukupan modal minimum. Kedua, batasan portofolio investasi. Ketiga, pemisahan rekening perusahaan dan nasabah. Pengaturan aspek ini dimaksudkan untuk mencegah kejahatan korporasi (corporate crime).

2. Tataran Pengelola Perusahaan
Aspek ini terdiri atas tiga hal juga :
Pertama, kompetensi manajemen berupa pengalaman dan keahlian. Kedua, integritas pengurus berupa rekam jejak yang tidak tercela. Ketiga, tata pengelolaan yang baik dan transparan. Pengaturan aspek ini dimaksudkan untuk mencegah kejahatan pimpinan perusahaan (white collar crime).  

3. Tataran Pelaksana Lapangan Perusahaan
Aspek ini terdiri atas tiga hal :
Pertama, pengenalan selera risiko nasabah (risk appetite). Kedua, pengetahuan tenaga penjual akan produk investasi yang dijualnya. Ketiga, transparansi dalam menjelaskan risiko investasi. Pengaturan aspek ini dimaksudkan untuk mencegah kejahatan tenaga pelaksana (blue collar crime). 

Sumber : 


Senin, 14 Oktober 2019

Aspek Pada Management Control Framework dan Contohnya



Aspek Management Control Framework

Planning and Organization
Acquisition and Implementation
Delivery and Support
Monitoring

Application control framework

Boundary controls

A. Cryptographic control

Transposition ciphers: menggunakan permutasi urutan karakter dari sederet string
Subtitution ciphers: mengganti karakter dengan karakter lain sesuai aturan tertentu
Product ciphers: kombinasi transposition dan subtitution ciphers

B. Access control

Acccess controls yang digunakan dan kemungkinan masalahnya
Ukuran proteksi yang ditekankan pada mekanisme access controls
Apakah organisasi menggunakan access controls yang disediakan dalam paket perangkat lunak

C. Personal Identification Numbers (PIN)

Generasi PIN
Penerbitan dan penyampaian PIN kepada pengguna
Validasi PIN
Transmisi PIN di seluruh jalur komunikasi
Pemrosesan PIN
Penyimpanan PIN
Perubahan PIN
Penggantian PIN
Penghentian PIN

D. Digital signature

pengujian sistem manajemen yang digunakan untuk mengelola tanda tangan digital, penggunaan dan penyebarannya

E. Plastic cards

Pengajuan kartu
Persiapan kartu
Penerbitan kartu
Penggunaan kartu
Pengembalian/ penghancuran kartu

Sumber :


Kendali Internal, Ruang Lingkup Kendali Internal dan Sistem Kendali Internal, Control Objectives, Control Risks, Management Control Framework dan Application Control Framework, Corporate IT Governance



Kontrol Internal, Ruang Lingkup Kontrol internal & Sistem Kontrol Internal

Pengendalian intern (internal control) adalah untuk membantu manajemen dengan tujuan tercapainya mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif. Struktur pengendalian intern sebagai suatu tipe pengawasan diperlukan karena adanya keharusan untuk mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi.
Ruang lingkup audit sistem informasi dibatasi pada pengendalian internal, sementara ruang lingkup audit operasional lebih luas, melintasi seluruh aspek manajemen sistem informasi.
Prosedur pengumpulan buktinya ?
Mengamati fungsi – fungsi dan kegiatan operasional.
Memeriksa rencana dan laporan keuangan serta operasional
Menguji akurasi informasi operasional
Menguji pengendalian
Control is a system that prevents, detects, or corects unlawful events
1. A system : komponen-komponen yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan bersama
Evaluasi terhadap kontrol harus mempertimbangkan
keterkaitannya dari perspektif sistem (= IS / organization
perspective)
2. Focus on unlawful events (=kejadian tdk sah/tdk benar).
Unlawful events : unauthorized, inaccurate, incomplete,
redundant, ineffective, or inefficient input enters the system
3. Controls are used to prevents, detects, or corects unlawful
events.
Untuk mengurangi kerugian yang mungkin terjadi karena
kemunculan unlawful events dalam sistem.

B. Control Objectives, Control Risk
Control objectives ialah sekumpulan best practices (framework) untukmanajemen IT, berupa sekumpulan ukuran, indikator, proses dan best practives untuk memaksimalkan manfaat penggunaan IT, dan melakukan tata kelola serta kontrol IT dalam perusahaan
Control Risk audit sistem informasi tidak dapat mendeteksi kelemahan kendali
C. Management Control Framework & Application Control Framework

Management control adalah melindungi terhadap akses tidak sah atau kerusakan data & memadai backup data. Adapun control tersebut meliputi kontrol terhadap:
access – encryption, user authorization tables, inference controls and biometric devices are a few examples
backup – grandfather-father-son and direct access backup; recovery procedures
Application control adalah sistem pengendalian intern komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan tertentu yang telah ditentukan.
Tujuan pengendalian aplikasi :
Input data akurat, lengkap, terotorisasi dan benar
Data diproses sebagaimana mestinya dalam periode waktu yang tepat
Data disimpan secara tepat dan lengkap
Output yang dihasilkan akurat dan lengkap
Adanya catatan mengenai pemrosesan data dari input sampai menjadi output

D. Corporate IT Governance

IT Governance adalah tanggung jawab dewan direksi dan manajemen eksekutif dan merupakan bagian integral dari tata kelola perusahaan.  IT governance terdiri dari kepemimpinan dan organisasi struktur dan proses yang memastikan bahwa organisasi IT ini menopang dalam arti luas strategi dan tujuan organisasi.


Sumber :


Konsep Dasar Kontrol dan Audit SI, Prinsip Dasar Proses Audit SI, Standar Panduan Audit SI



Konsep Dasar Kontrol dan Audit Sistem Informasi

Audit sistem informasi berbasis kendali merupakan  suatu sistem yang mencegah, mendeteksi atau memperbaiki kejadian yang tidak dibenarkan (unlawfulevents) seperti: unautorized (tidak nyambung), innacurrete(kurang baik), incomplete(tidak komplet/tidak sesuai), redundant(mubazir), ineffective, ineffeicient event.tujuanya yaitu untuk mengurangi kesalahan yang mungkin terjadi dari kejadian yang dibenarkan.

Berdasarkan standar manajemen yang dikeluarkan  oleh Internasional Standar Organization (ISO) yaitu ISO 9001-2000, penilaian kondisi sistem mutu mempunyai 4 skala yaitu:
P (Poor) yaitu sistem mutu praktis belum terbentuk. Disarankan untuk meninjau ulang keseluruhan proses.
W (Weak) yaitu masih banyak elemen sistem manajemen mutu yang tidak sesuai standar.
F (Fair) yaitu beberapa elemen sistem telah sesuai standar tetapi masih ada yang belum sesuai bahkan tidak ada sama sekali.
S (Strong) yaitu Sebagian besar persyaratan ISO 9001-2000 telah dapat dipenuhi oleh sistem.
B. Prinsip – prinsip Dasar Proses Audit SI

Audit dititik beratkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki.
Prasyarat Penilaian terhadap kegiatan objek audit.
Pengungkapan dalam laporan adanya temuan-temuan yang bersifat positif.
Identifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi.
Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab.
Pelanggaran hukum.
Penyelidikan dan pencegahan kecurangan.
C. Standar dan Panduan Audit SI

Panduan yang dipergunakan dalam Audit Sistem Informasi di Indonesia adalah Standar Atestasi, dan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi akuntansi (IAI di Indonesia, AICPA di USA, atau CICA untuk Kanada), maupun yang lebih khusus lagi, yaitu dari ISACA atau IIA. Model referensi sistem pengendalian intern (internal controls model/framework) lazimnya adalah COBIT. Audit objectives dalam audit terhadap

IT governance (menurut COBIT adalah: effectiveness, confidentiality, data integrity, availability, efficiency, dan realibility). Karena yang diperiksa adalah tata-kelola Teknologi Informasi (IT governance), maka yang diperiksa antara lain adalah Teknologi Informasi itu sendiri. Karena itu istilah audit arround the computer dan audit through the computer tidak relevan lagi di sini.

Standar Audit SI ada 3, yaitu :

ISACA
COBIT
ISO 1799

Sumber :


Kelebihan dan Kekurangan Standar Audit SI



Audit SI
Kelebihan
Kekurangan
COBIT
·       Rahasia
·       Integritas
·       Dapat memberi proteksi terhadap informasi yang sensitive dari akses orang tidak bertanggung jawab
·       Cobit hanya berfokus pada kendali dan pengukuran
·       Cobit hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional
ITIL
(Information Technology Infrastructure Library) 
      ·  Memberi deskripsi rinci sejumlah praktik penting TI dan menyediakan daftar komprehensif tugas dan prosedur
       ·  Bukan merupakan standard yang memberikan prescription tetapi lebih kepada merekomendasikan, oleh karena itu implementasi antara satu organisasi dengan organisasi lain dapat dipastikan terdapat perbedaan. Dengan demikian kita tidak bisa membandingkan / melakukan benchmark secara pasti.
       ·  Buku-buku ITIL sulit terjangkau bagi pengguna non komersial, ITIL bersifat holistic yang mencakup semua kerangka kerja untuk tatakelola TI, pelaksanaan pedoman dalam buku ITIL memerlukan pelatihan khusus dan biaya pelatihan atau sertifikasi ITIL terlalu tinggi.
ISO/IEC 38500
      ·  Menjamin akuntabilitas  diberikan untuk semua Resiko IT dan aktivitasnya
      ·   Memberikan panduan kepada advisor perusahaan.
       ·  Tidak cocok digunakan sebagai IT management framework









Lembaga-Lembaga Audit Sistem Informasi di Indonesia



1. IASII (Ikatan Audit Sistem Informasi Indonesia)

SEJARAH IASII
Terbentuknya TPP-IASII

Menyadari pesatnya pemanfaatan Teknologi Informasi dalam wujud Sistem Informasi di Indonesia, maka makin disadari juga pentingnya pelaksanaan audit atas penyelenggaraan Sistem Informasi untuk meminimumkan peluang penyimpangan yang sangat besar terjadi. Seiring dengan hal tersebut maka peranan profesi Auditor Sistem Informasi di Indonesia perlu ditingkatkan.

Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah pengembangan dan pembinaan berkesinambungan agar jumlah maupun mutu para Auditor Sistem Informasi semakin meningkat, sehingga tercipta posisi profesi tersebut yang tangguh dan berdaya saing, yang memungkinkan kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Atas inisiatif beberapa praktisi dan akademisi dalam bidang audit sistem informasi, maka dibentuklah Tim Persiapan Pembentukan Ikatan Auditor Sistem Informasi Indonesia (TPP-IASII).

TPP-IASII merupakan tim sementara yang bertugas untuk mengajak dan memotivasi para akuntan publik, auditor pemerintah, analis sistem, system administrator auditor internal perusahaan, dosen, mahasiswa dan masyarakat umum lainnya yang menaruh minat pada pengembangan audit dan pengendalian sistem informasi untuk bergabung membentuk Ikatan ini.

TPP-IASII beranggotakan individu-individu sebagai berikut (urut abjad) :

Arif Gaffar
Chandra Yulistia
Daryanto
Hari S. Noegroho
Ichjar Musa (almarhum)
Novis Pramantayabudi
Rudy M. Harahap
Surdiyanto Suryodarmodjo (almarhum)
Teuku Radja Sjahnan
Yogiyanto
Berdirinya IASII


Pada tanggal 20 Mei 2004 IASII dibentuklah IASII. Diharapkan bahwa dengan dibentuknya Ikatan ini, profesi auditor sistem informasi akan dapat melayani kepentingan para stakeholders di Indonesia dengan sebaik-baiknya. IASII senantiasa melakukan kerja sama yang erat dengan asosiasi profesi lain yang terkait dengan bidang sistem informasi.

Kegiatan IASII direncanakan dalam berbagai bidang yang meliputi :

Penetapan standar profesi auditor sistem informasi Indonesia
Pemberian sertifikasi kompetensi audit sistem informasi Indonesia
Peningkatan kemampuan dalam bidang audit sistem informasi bagi anggota
Peningkatan kesadaran publik mengenai pentingnya audit dan pengendalian sistem informasi

2. ISACA Indonesia Chapter


ISACA adalah asosiasi profesional IS Governance, Keamanan, Risiko & Jaminan di seluruh dunia yang memiliki kredensial terkemuka seperti CISA (Audit & Jaminan IS), CISM (Keamanan Informasi), CGEIT (Tata Kelola Perusahaan & Manajemen TI), CRISC (Risiko IS & Kontrol) dan Yayasan COBIT 5, Implementasi dan Penilai. ISACA Indonesia Chapter didirikan sejak tahun 1993, tujuannya adalah untuk mensponsori seminar dan lokakarya pendidikan lokal, memberikan advokasi kepada sektor publik & swasta, melakukan pertemuan bab reguler sebagai layanan untuk anggota, dan membantu untuk lebih mempromosikan dan meningkatkan visibilitas profesi di seluruh Indonesia.

Sumber:


Standar dan Panduan untuk Audit Sistem Informasi



Berikut berbagai macam standar dan panduan untuk audit sistem informasi:

ISACA

IT Standards, Guidelines, and Tools and Techniques for Audit and Assurance and Control Professionals
IIA

International Professional Practices Framework / IPPF
IASII

Standar Audit Sistem Informasi
BI

Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank / SPFAIB
BPPT

Framework, Kode Etik & Standar, Pedoman Umum Audit Teknologi


COSO
Kerangka konseptual pengendalian internal (COSO) sekarang telah menjadi standar di seluruh dunia untuk membangun pengendalian internal. The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission’s didirikan pada tahun 1985, yang merupakan aliansi dari lima organisasi profesi di antaranya :

•Financial Executives International (FEI)
•The American Accounting Association (AAA)
•The American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
•The Institute of Internal Auditors (IIA)
•The Institute of Management Accountants (IMA) (formerly the National Association of Accountants).

Misi utama dari COSO adalah “Memperbaiki/meningkatkan kualitas laporan keuangan entitas melalui etika bisnis, pengendalian internal yang efektif, dan corporate governance.”

Untuk menindaklanjuti rekomendasi dari komisi treadway, COSO mengembangkan studi mengenai sebuah model untuk mengevaluasi pengendalian internal. Pada tahun 1992, menyelesaikan studi tersebut dengan memperkenalkan sebuah “kerangka kerja pengendalian internal” yang akhirnya menjadi sebuah pedoman bagi para eksekutif, dewan direksi, regulator, penyusun standar, organisasi profesi , dan lainnya sebagai kerangka kerja yang komprehensif untuk mengukur efektifitas pengendalian internal mereka.

COSO 2013 tidak mengubah lima komponen pengendalian intern yang telah dipakai sejak COSO 1992. Tentu saja penjelasannya tetap mengalami penyempurnaan. Penjelasan singkat dari komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Merupakan susunan dari standar, proses dan struktur yang menyediakan dasar untuk terlaksananya pengendalian internal dalam organisasi. Lingkungan pengendalian mencakup standar, proses, dan struktur yang menjadi landasan terselenggaranya pengendalian internal di dalam organisasi secara menyeluruh. Lingkungan pengendalian tercermin dari suasana dan kesan yang diciptakan dewan komisaris dan manajemen puncak mengenai pentingnya pengendalian internal dan standar perilaku yang diharapkan. Manajemen mempertegas harapan atau ekspektasi itu pada berbagai tingkatan organisasi. Sub-komponen lingkungan pengendalian mencakup integritas dan nilai etika yang dianut organisasi; parameter-parameter yang menjadikan dewan komisaris mampu melaksanakan tanggung jawab tata kelola; struktur organisasi serta pembagian wewenang dan tanggung jawab; proses untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten; serta kejelasan ukuran kinerja, insentif, dan imbalan untuk mendorong akuntabilitas kinerja. Lingkungan pengendalian berdampak luas terhadap sistem pengendalian internal secara keseluruhan.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang (iterative) untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko terkait pencapaian tujuan. COSO 2013 merumuskan definisi risiko sebagai kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi dan berdampak merugikan bagi pencapaian tujuan. Risiko yang dihadapi organisasi bisa bersifat internal (berasal dari dalam) ataupun eksternal (bersumber dari luar). Risiko yang teridentifikasi akan dibandingkan dengan tingkat toleransi risiko yang telah ditetapkan. Penilaian risiko menjadi dasar bagaimana risiko organisasi akan dikelola. Salah satu prakondisi bagi penilaian risiko adalah penetapan tujuan yang saling terkait pada berbagai tingkat organisasi. Manajemen harus menetapkan tujuan dalam katagori operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan jelas sehingga risiko-risiko terkait bisa diidentifikasi dan dianalisa. Manajemen juga harus mempertimbangkan kesesuaian tujuan dengan organisasi. Penilaian risiko mengharuskan menajemen untuk memperhatikan dampak perubahan lingkungan eksternal serta perubahan model bisnis organisasi itu sendiri yang berpotensi mengakibatkan ketidakefektifan pengendalian intern yang ada.

3. Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Kegiatan pengendalian mencakup tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur untuk membantu memastikan dilaksanakan arahan manajemen dalam rangka meminimalkan risiko atas pencapaian tujuan. Kegiatan pengendalian dilaksanakan pada semua tingkat organisasi, pada berbagai tahap proses bisnis, dan pada konteks lingkungan teknologi. Kegiatan pengendalian ada yang bersifat preventif atau detektif dan ada yang bersifat manual atau otomatis. Contoh kegiatan pengendalian adalah otorisasi dan persetujuan, verivikasi, rekonsiliasi, dan revie kenerja. Dalam memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian, biasanya melekat konsep pemisahan fungsi (segregation of duties). Jika pemisah fungsi tersebut dianggap tidak praktis, manajemen harus memilih dan mengembangka altenatif kegiatan pengendalian sebagai kompensasinya.

4. Informasi dan komunikasi (information and communication)
Organisasi memerlukan informasi demi terselenggaranya fungsi pengendalian intern dalam mendukung pencapaian tujuan. . Manajemen harus memperoleh, menghasilkan, dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas, baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal, untuk mendukung komponen-komponen pengendalian internal lainnya berfungsi sebagaimana mestinya. Komunikasi sebagaimana yang dimaksud dalam kerangka pengendalian internal COSO adalah proses iteratif dan berkelanjutan untuk memperoleh, membagikan, dan menyediakan informasi. Komunikasi internal harus menjadi sarana diseminasi informasi di dalam organisasi, baik dari atas ke bawah, dari bawah ke atas, maupun lintas fungsi.

5. Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activites)
Komponen ini merupakan satu-satunya komponen yang berubah nama. Sebelumnya komponen ini hanya disebut pemantau (monitoring). Perubahan ini dimaksudkan untuk memeprluas persepsi pemantauan sebagai rangkaian aktivitas yang dilakukan sendiri dan juga sebagai bagian dari masing-masing empat komponen pengendalian intern lainnya. Kegiatan pemantauan mencakup evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau kombinasi dari keduanya yang digunakan untuk memastikan masing-masing komponen pengendlaian intern ada dan berfungsi sebagaimana mestinya. Evaluasi berkelanjutan dibagun di dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda-beda guna menyajikan informasi tepat waktu. Evaluasi terpisah dilakukan secara periodic, bervariasi lingkup dan frekuensinya tergantung pada hasil penilian risiko, efektivitas evaluasi berkelanjutan, dan pertimbangan manajemen lainnya.

Kelebihan dan Kekurangan Internal Control menurut COSO

Kelebihan
1. Pengendalian internal dapat membantu suatu entitas mencapai kinerja dan profitabilitas target dan mencegah hilangnya sumber daya.
2. Dapat membantu memastikan pelaporan keuangan yang dapat diandalkan.
3. Dapat membantu memastikan bahwa perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
4. Menghindari kerusakan reputasi dan lainnya.

Kekurangan
Pengendalian intern dapat memastikan keberhasilan entitas yaitu, ia akan memastikan tercapainya dasar tujuan bisnis atau setidaknya menjamin kelangsungan hidup. Pengendalian yang efektif hanya dapat membantu entitas mencapai tujuan tersebut. Hal ini memberikan manajemen informasi tentang kemajuan entitas, atau kurang dari itu terhadap prestasi mereka. Tapi pengendalian intern tidak dapat mengubah manajer inheren buruk menjadi baik. Dan pergeseran kebijakan atau program pemerintah, tindakan pesaing atau kondisi ekonomi dapat melampaui control manajemen. Control internal tidak menjamin keberhasilan atau bahkan bertahan hidup.

Evaluasi keefektifan Pengendalian Internal
Meskipun COSO menekankan Pengendalian Internal sebagai suatu “proses” namun keefektifan dari pelaksanaannya dinyatakan sebagai sebuah kondisi dalam suatu titik waktu tertentu. Jika defisiensi Pengendalian Internal telah dikoreksi/dibetulkan pada saat pelaporan, COSO menyetujui apabila laporan manajemen pada pihak luar menyatakan bahwa Pengendalian Internal telah berjalan efektif.

Bagaimana pelaporan masalah Pengendalian Internal
COSO mendiskusikan bagaimana manajemen memperoleh dan mengolah informasi jika terjadi defisiensi Pengendalian Internal. COSO merekomendasikan kepada personil yang mengidentifikasi terjadinya defisiensi untuk segera melaporkannya kepada atasan langsungnya, namun jika informasinya sensitive maka perlu adanya jalur khusus penyampaian informasi.

ISO 17799: 2005
ISO / IEC 17799: 2005 menetapkan pedoman dan prinsip umum untuk memulai, menerapkan, memelihara, dan meningkatkan manajemen keamanan informasi dalam suatu organisasi. Tujuan yang diuraikan memberikan panduan umum tentang tujuan yang umum diterima dari manajemen keamanan informasi. ISO / IEC 17799: 2005 berisi praktik terbaik dari tujuan kontrol dan kontrol dalam bidang manajemen keamanan informasi berikut:

kebijakan keamanan;
organisasi keamanan informasi;
manajemen aset;
keamanan sumber daya manusia;
keamanan fisik dan lingkungan;
komunikasi dan manajemen operasi;
kontrol akses;
akuisisi, pengembangan, dan pemeliharaan sistem informasi;
manajemen insiden keamanan informasi;
manajemen kesinambungan bisnis;
pemenuhan.

Tujuan dan kontrol kontrol dalam ISO / IEC 17799: 2005 dimaksudkan untuk diimplementasikan untuk memenuhi persyaratan yang diidentifikasi oleh penilaian risiko. ISO / IEC 17799: 2005 dimaksudkan sebagai dasar umum dan pedoman praktis untuk mengembangkan standar keamanan organisasi dan praktik manajemen keamanan yang efektif, dan untuk membantu membangun kepercayaan dalam kegiatan antar organisasi.


Sumber:


Analisis Risiko



Analisis risiko adalah sebuah teknik untuk mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor yang dapat membahayakan keberhasilan sebuah bisnis, program, proyek, atau individu untuk mencapai tujuan. Teknik ini juga membantu menentukan tindakan pencegahan untuk mengurangi kemungkinan faktor itu terjadi dan mengidentifikasi tindakan yang berhasil menangani kendala-kendala yang berkembang.

Analisis risiko merupakan bagian dari manajemen risiko, yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:

Identifikasi kemungkinan kondisi, peristiwa, atau situasi negatif eksternal dan internal.
Penentuan hubungan sebab-akibat antara peluang kejadian, skalanya, dan kemungkinan dampaknya.
Evaluasi berbagai dampak di bawah asumsi dan probabilitas yang berbeda.
Penerapan teknik kualitatif dan kuantitatif untuk mengurangi ketidakpastian dari dampak dan biaya, kewajiban, atau kerugian.


Sumber:


Jenis-Jenis Audit


1. Audit Internal

Pengertian Audit Internal Menurut Para Ahli
Audit internal memiliki beragam pengertian yang pada intinya memiliki makna yang sama. Pada artikel ini akan dipaparkan Pengertian Audit Internal menurut para ahli.

Mulyadi (2002)
Internal Audit adalah pelaksana audit/auditor yang menjalankan tugas di dalam perusahaan untuk mengetahui sejauh mana prosedur dan kebijakan yang telah dibentuk sebelumnya dipatuhi, menetapkan apakah pengelolaan akan aset organisasi/perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik, menetapkan seberapa efektif dan efisien dari prosedur kegiatan organisasi/perusahaan, serta menilai keefektivitasan informasi yang diproduksi oleh tiap unit di dalam organisasi/perusahaan.

Sukrisno
Arti internal audit adalah pemeriksanaan yang dijalankan oleh unit audit internal yang dimiliki perusahaan terhadap finansial report dan laporan akuntansi perusahaan serta meninjau kepatuhan akan kebijakan yang ditentukan pimpinan puncak, peraturan pemerintan, dan ketentuan dari perserikatan profesi.

Lawrence B. Sawyer
Pada buku berjudul “Internal Audit Sawyer” dikemukakan bahwa pengertian audit internal menjabarkan tentang ruang lingkup audit internal modern yang lebih luas.

Arti internal audit adalah proses penilaian yang dilaksanakan secara berurutan dan bersifat obyektif yang dilaksanakan oleh auditor internal kepada aktivitas operasional dan kontrol yang berbeda di dalam organisasi. Audit internal dilaksanakan untuk menetapkan apakah :

Informasi mengenai finansial dan operasional perusahaan sudah tepat dan dapat dipercaya.
Kemungkinan hambatan yang akan dihadapi perusahaan telag diketahui dan diminimalisasi.
Peraturan bagi eksternal perusahaan dan kebijakan di internal dapat diteirma dan dipatuhi.
Aktivitas operasional sudah memuaskan.
Penggunaan sumber daya perusahaan dipakai secara efektif dan efisien.
Tujuan organisasi/perusahaan diraih secara efektif. Hal ini didiskusikan dengan pihak manajemen dan memberikan bantuan berupa saran kepada anggota untuk menjalankan tugas seefektif mungkin.
Dan Guy
Guy mendeskripsikan audit sebagai proses untuk mengidentifikasi data dan mengevaluasi bukti dengan sistem yang obyektif dalam rangka memberi penilaian kesesuaian diantara pernyataan dan kriteria yang ditentukan yang kemudian hasi tersebut disampaikan kepada pihak yang memiliki kepentingan.

Hiro Tugiman
Definisi Audit internal adalah fungsi penilaian secara independen di dalam organisasi untuk mengetes dan melakukan evaluasi terhadap kegiatan/program yang dijalankan.

Ikatan Auditor Internal (Insititute of Internal Auditors – IIA) yang dikutip Messier (2005)
IAA mendefinisikan bahwa internal audit adalah kegiatan yang independen dan objectif beserta konsultasi yang disusun untk meningkatkan nilai dan operasional organisais/perusahaan. Internal audit dapat mendukung organisasi/perusahaan dalam pencapaian tujuannya dengan cara pendekatan yang terstruktur dan disiplin. Pendekatan internal audit tersebut dilakukan dengan cara evaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen resiko, controlling dan proses tata kelola.

 2. Audit Sistem Informasi

Pengertian Audit Sistem Informasi
Audit Sistem Informasi (Informatin System Audit) atau EDP Audit (Electronic Data Processing Audit) atau computer audit  adalah proses pengumpulan data dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian internal yang memadai, semua aktiva dilindungi dengan baik atau disalahgunakan serta terjaminnya integritas data, keandalan serta efektifitas dan efesiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer (Ron Weber 1999:10).

3. Audit Kecurangan

Definisi audit kecurangan adalah berbagai prosedur yang dilakukan untuk memeriksa apakah suatu laporan keuangan perusahaan terindikasi telah terjadi suatu bentuk kecurangan/fraud yang dilakukan secara sengaja oleh pihak-pihak tertentu sehingga menimbulkan salah saji yang material sehingga bisa menipu para pengguna laporan keuangan.

4. Audit Ekstenal

Definisi Audit Eksternal adalah review dari laporan keuangan atau laporan dari suatu entitas, biasanya pemerintah atau bisnis, oleh seseorang tidak berafiliasi dengan perusahaan atau lembaga. Audit eksternal memainkan peran utama dalam pengawasan keuangan perusahaan dan pemerintah karena mereka dilakukan oleh individu di luar dan karena itu memberikan pendapat tidak memihak. Audit eksternal biasanya dilakukan secara berkala oleh bisnis, dan biasanya diperlukan tahunan oleh hukum bagi pemerintah.

5. Audit Laporan Keuangan

Audit Laporan Keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Laporan audit adalah  media formal yang digunakan oleh aiditor dalam mengkomunikasikan kepada pihak yg berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yg di audit. Dalam menerbitkan laporan audit , auditor harus memenuhi 4 standar pelaporan yang di terapkan dalam standar auditing yg berlaku umum.


Sumber :

Rabu, 10 Juli 2019

Membuat StoryBoard


Apa itu storyboard? Pengertian Storyboard adalah kumpulan sketsa gambar yang disusun secara berurutan dan disesuaikan dengan naskahnya sehingga ide cerita bisa disampaikan dengan mudah.
Di jaman sekarang storyboard dipakai di berbagai bidang, seperti perfilman, animasi, hingga dunia advertising. Pada prosesnya, sutradara dan pengarah fotografi akan membahas adegan-adegan secara lengkap, kemudian mereka akan menghubungi seniman storyboard untuk menerjemahkan idenya dalam rangkaian gambar.
Dari sini akan tercipta rancangan shooting. Secara gamblangnya, storyboard ini akan memberikan gambaran jelas pada pemain serta kru supaya bisa bekerja dengan baik.
Umumnya dalam storyboard ini ada tata letak visual adegan yang akan diambil. Tidak hanya itu, storyboard juga penting bagi editor agar ia bisa menyusun scene yang berbeda sesuai dengan skenario yang ditetapkan.

Pengertian Storyboard Menurut Para Ahli

1. Halas

Menurut Halas, pengertian storyboard adalah rangkaian gambar yang dibuat secara manual untuk memberikan gambaran/ penjelasan tentang suatu jalan cerita

2. Luther

Menurut Luther, pengertian storyboard adalah deskripsi pada setiap scene yang bertujujuan untuk menjelaskan/ menggambarkan objek multimedia dan perilakukan dengan jelas.

3. Cristiano

Menurut Cristiano, pengertian storyboard adalah sebuah outline atau draft dari sebuah produksi berupa gambar-gambar yang beruntun.

Fungsi Storyboard

Seperti dijelaskan sebelumnya pada definisi storyboard, storyboard berfungsi sebagai media untuk menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain dalam bentuk gambar. Di dalam storyboard terdapat informasi penunjang seperti, pesan teks penjelasan gambar, audio, dan lain-lain.
Fungsi storyboard secara umum adalah:
  1. Memberikan penjelasan tentang alur cerita beradasarkan gambaran besar, mulai dari awal cerita, bagian tengah, hingga akhir cerita.
  2. Storyboard berfungsi sebagai media untuk perencanaan pembuatan video pendek atau film.
  3. Fungsi storyboard yang paling penting adalah memudahkan dalam membuat dan memahami sebuah alur cerita.

Tujuan Membuat Storyboard

Setelah memahami pengertian Storyboard dan fungsinya, kita tentunya harus mengetahui tujuannya untuk apa. Sebuah Storyborad dibuat pasti ada tujuan dan manfaatnya.
Berikut adalah beberapa tujuan membuat storyborad:
  1. Untuk memudahkan dan mempercepat proses pembuatan film, baik itu film pendek maupun film berdurasi panjang
  2. Untuk memudahkan orang lain untuk memahami alur dan isi dari cerita yang ingin disampaikan
  3. Agar memudahkan pembuat film dalam memvisualisasikan idenya
  4. Membantu menjelaskan suatu alur narasi dari sebuah cerita
  5. Memandu tim yang terlibat dalam pembuatan film/ video (sutradara, aktor, dan crew) sehingga bekerja dengan maksimal

Manfaat Storyboard

Stroryboard akan memberikan manfaat besar kepada pembuatnya dalam menyampaikan ide atau gagasan. Dan orang lain menjadi lebih mudah mengerti gagasan yang disampaikan kepadanya.
Berikut adalah beberapa manfaat storyboard:
  1. Membantu proses pembuatan film menjadi lebih cepat
  2. Membantu memperlihatkan segi artistik sebuah video atau film pendek
  3. Membantu memberikan detail mengenai tata letak visual dari setiap adegan

Penggunaan Storyboard dalam Berbagai Bidang

1. Storyboard Dalam Film

Dalam dunia perfilman, storyboard juga dikenal dengan shooting board. Pengertian storyboard dalam perfilman berarti sekumpulan gambar yang berisi kejadian di dalam film. Bentuk storyboard dalam film ini bisa dibilang komik khusus yang bisa dipelajari sebelum proses produksi dilaksanakan.
Keuntungan storyboard dalam film sangat banyak. Ini membantu para director, klien yang berkecimpung diperiklanan, cinematographer dan lainnya dalam menemukan kelemahan yang mungkin akan muncul. Tidak hanya itu, storyboard akan membantu mereka dalam mencari gambaran biaya produksi dan waktu yang diperlukan.

2. Storyboard Dalam Teater

Kebanyakan orang beranggapan kalau storyboard tidak digunakan dalam teater. Padahal, storyboard ini tetap dipakai untuk menentukan layout yang diperlukan.

3. Storyboard Dalam Animasi

Meskipun dalam dunia animasi sudah melibatkan gambar bergerak, tentu saja storyboard tetap dipakai untuk menggambarkan bagaimana tampilan ide cerita tertuang dlam gambar. Tentu ini berkaitan juga dengan posisi kamera, maslaah timing dan daftar tertentu yang diperlukan dalam produksi film animasi.

4. Storyborad Dalam Periklanan

Untuk periklanan sendiri pada dasarnya juga sama seperti tiga bidang di atas, storyboard dipakai untuk membuat gambaran umum sebuah adegan atau ide iklan.

5. Storyboard Dalam Bisnis

Secara khusus di dunia bisnis, pemakaian storyboard juga sangat perlu. Ini berhubungan dengan sifat konsumen yang cenderung lebih mudah mengingat informasi saat dikemas dalam bentuk cerita.
Tentu ini menjadi hal yang unik ketimbang menunjukkan contoh saja dan memberikan deskripsi yang menjemukan. Nah, kuncinya ada pada pemberian karakter yang bisa memerankan sebuah cerita yang berhubungan dengan produk.
Nah, selain berhubungan dengan periklanan apakah storyboard ini juga bisa digunakan untuk hal lain? Ya. Storyboard kerap dipakai dalam beberapa keperluan di bidang bisnis, misalnya:
  • Bernegosisasi dengan klien
  • User stories
  • Customer journey mapping
  • Untuk mentoring atau melakukan training saat berada dalam percakapan yang sulit dijabarkan
  • Mendemonstrasikan sebuah proses (bisa produk atau jasa)

6. Storyboard di Dunia Pendidikan

Dalam dunia storyboard ada berbagai aspek pendidikan yang bisa diserap dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan mengajar. Hal ini justru bisa mempermudah siswa menyerap materi lebih banyak karena ditata dengan konsep yang sederhana. Bahkan, penggunaan gambar ini justru lebih efektif dari pada hanya memakai narasi.
Beberapa fungsi storyboard dalam dunia pendidikan antara lain:
  • Menciptakan narasi
  • Merangkum text
  • Menciptakan ilustrasi
  • Membantu menghapalkan kosa kata
  • Membantu saat presentasi
  • Dan sebagainya

Cara Membuat Storyboard

Membuat storyboard cukup mudah bagi sebagian besar orang. Namun, sebagai gambaran, berikut ini adalah beberapa langkah cara membuat storyboard:
1. Langkap pertama adalah membuat rincian naskah
2. Buat catatan tentang point-point penting, yaitu ide dan konsep yang akan dijadikan storyboard
3. Tentukan media yang nantinya dibuat storyboard. Ini bisa dalam bentuk gambar manual atau aplikasi komputer
4. Buatlah gambar sketsa kasar mengenai alur cerita dalam storyboard, lengkapi dengan penjelasan dan keterangan dalam pembuatan video/ film
5. Visualisasikan adegan utama secara nyata
6. Storyboard yang dibuat harus dilengkapi dengan informasi berikut:
  • Sketsa / gambaran mengenai layar, halaman/ frame
  • Warna, bentuk, dan juga ukuran grafik jika perlu
  • Teks asli
  • Jika menggunakan teks, sebaiknya cantumkan informasi warna, ukuran, dan tipe tulisan
  • Narasi (bila perlu)
  • Animasi (bila perlu)
  • Video (bila perlu)
  • Audio (bila perlu)
  • Interaksi dengan audiens (bila perlu)
Berikut contoh storyboard yang saya buat secara online dengan situs storyboardthat.com anda dapat membuat storyboard dengan mudah di situs tersebut seperti ini:




Selasa, 11 Juni 2019

Cara Membuat Stop Motion Dengan Simple



Cara membuat stop motion:
Hal paling penting dalam membuat stop motion adalah menentukan konsep dari video tersebut. Banyak hal yang bisa anda jadikan konsep dalam stop motion seperti ucapan ulang tahun, ucapan selamat, kehidupan sehari-hari dll. Berikut contohnya:

Pertama setelah kalian menentukan konsep lalu buat konsep tersebut menjadi sebuah foto seperti ini

Lalu masuk ke Video Editor yang miliki, disini saya menggunakan Movavi Video Editor, setelah itu import semua foto kedalam Video Editor.


Jika sudah maka atur durasi foto pada video antara 0,35 detik sampai 0,6 detik. Sesuaikan dengan durasi utuh video yang anda inginkan. Seperti berikut ini:

Kemudian edit video tersebut dengan beberapa text atau musik

Setelah semua selesai lalu export video tersebut dan selesai.

Berikut contoh videonya: 

Rabu, 17 April 2019

MEMBUAT ANIMASI DENGAN DRAWING CARTOON 2


pertama, pilih karakter animasi dengan mengklik insert dan pilih karakternya

lalu gerakan objek perframe secara halus, semakin banyak frame yang dibuat maka semakin smooth gerakan animasi tersebut


klik insert dan pilih text untuk menambahkan nama
dan hasilnya